|
|
Home
::
Budaya & Boga/TEDHAK SITEN (PITONAN) |
|
|
|
TEDHAK
SITEN Tedhak Siten atau
upacara turun tanah yang lazim di sebut Pitonan,
merupakan saat seorang anak pertama kali menginjakkan
kaki di tanah / mengenai tanah waktu baru berusia tujuh
bulan. Upacara ini diawali dengan suatu prosesi penyanyi
hadrah dan diikuti penabuh rebana, disusul iringan
keluarga dengan membawa kelengkapan upacara berupa
tangga yang terbuat dari tebu wulung, sangkar ayam,
kembang setaman, alat-alat tulis serta sesaji tumpeng.
Sang anak dan ibunya dibimbing oleh dukun menginjak
tujuh warna jadah, yaitu merah, hitam, putih, kuning
(makna nafsu manusia), merah muda (makna bersatunya
darah merah dan darah putih dari ibu dan bapak), warna
biru (makna angkasa/angin), dan warna ungu (makna
kehidupan sempurna). Kemudian sang anak dibimbing untuk
menaiki tangga yang terbuat dari tebu wulung, maksudnya
untuk memiliki kehidupan yang mulia. Selanjutnya sang
anak didudukan pada jenang blewah (kue yang terbuat dari
tepung ketan, gula merah, dan santan kemudian dimasukkan
dalam waluh merah dan dikukus)
Selesai acara tersebut, sang anak dimandikan dalam bak
yang berisi kembang setaman dan kemudian dimasukkan
dalam sangkar yang berisi peralatan upacara yang akan
menjadi pilihan sang anak yang masing-masing memiliki
makna tersendiri. Selanjutnya diadakan syukuran
(kenduri) nasi tumpeng dan tujuh moncong dan dilanjutkan
dengan hiburan.
|
Back
To List
... |
|
|